Minggu, 24 November 2013

LIBURAN KE PULAU SAMOSIR (TUK TUK) - By : GARY ALVARO




Pada tanggal 8 Agustus kemarin , saya , keluarga , dan keluarga teman saya yang bernama Louis Martin (VIII-3) pergi bertamasya ke Pulau Samosir berjumlah 3 mobil, berjarak ±196 km dari Ibukota Medan. 



North Sumatra Map

 Tuk Tuk Map



Pada pukul 02.00 dini hari kami telah bersiap-siap untuk berangkat. Kami berangkat menggunakan mobil pribadi. Dari Medan, kami menuju gerbang tol Bandar Selamat 4 untuk menggunakan jalan pintas menuju Gerbang Tol Tanjung Morawa. Kami dengan cepat melewati Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan tibalah kami di kota Parapat. Disana mobil kami segera diisi bahan bakar minyak, sedangkan kami membeli sedikit makanan untuk sarapan. Setelah itu kami berangkat menuju pelabuhan ferry yang terletak di kecamatan Ajibata, Parapat pukul 06.15. Kami dengan sabar mengantri ferry sampai lebih-kurang pukul 12.00 siang. Ternyata sepupu saya juga ikut mau menyebrang, tante kami menyuruh sepupu saya ikut bersama kami, kami baru dapat memasuki ferry sekitar pukul 12.00 lebih. Untuk menuju Pelabuhan Tomok di Pulau Samosir, memerlukan waktu 45 menit.

Ferry KMP Tao Toba & Ajibata Port




Tibalah kami di Pelabuhan Tomok, kami segera menuju Tuk-Tuk yang berjarak 2 km untuk mencari hotel kami yang bernama Pandu Hotel Lake-side Tuk-tuk. Sebelumnya, kami mengantar keluarga Louis Martin ke hotelnya (Samosir Villa's Resort) juga mengantar sepupuku ke hotel Silintong. Setelah Check-in, kami segera mengganti baju renang dan berenang di Danau Toba. Pemandangannya indah-indah beserta anginnya yang sejuk. 

Family Photo at Samosir Villa's Resort


Pandu Hotel LakeSide Tuk Tuk

Photo When Fishing


Pada malam harinya, setelah makan malam, kami pergi ke hotel Louis Martin dan kami berbincang-bincang sebentar, setelah itu kami pulang ke hotel dan mempersiapkan alat-alat untuk menangkap ikan, udang, dan lobster. Ayah, Paman, dan Om segera masuk ke dalam air untuk mengecek ada-tidaknya lobster. Setelah ada, ayah menyuruh kami mengasih jaringnya. Kami berhasil menangkap lebih-kurang 11 sampai 12 ekor lobster dalam semalam dan 3 ekor ikan males/ikan betutu yang besar. Kami tidur pada pukul 23.00. 


Ikan Males / Ikan Betutu

Keesokan harinya, kami bangun pada pukul 07.00, dan segera sarapan, lalu kami bergegas berangkat menuju Pasar Tomok, kami membeli ikan asin, baju, celana, dan beberapa souvenir. Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk berenang, ibu, tante, dan bibi segera menyiapkan makanan untuk makan siang. Pada pukul 11.00 kami diajak paman untuk naik dan segera mandi agar dapat menikmati makan siang. Kami bermain game sejenak, lalu tidur siang hingga lebih-kurang pukul 15.30. Kemudian, kami memancing ikan hingga pukul 17.30.Adikku mendapatkan 3 ekor ikan. 

My little brother gets a fish


Pada malam hari, Louis bersama keluarganya datang ke hotelku untuk melihat aksi kami menangkap lobster, om mengajak kami untuk melepaskan lilin di Danau Toba yang gelap. Akibat dari lilin kami, daerah sekitar kami menjadi lebih terang dari biasanya. Saya bersama teman dan adik saya berhasil menangkap 2 lobster yang kecil. Ayah bersama kedua paman saya hampir saja mendapatkan lobster yang sangat besar, sayangnya lobster itu memiliki kekuatan hebat untuk melarikan diri, kami pun sangat kesal. Lobster yang telah didapatkan kami letakkan di bathtub kamar mandi hotel. Saya mengambil beberapa batu besar untuk tempat persembunyiannya. Kami hari ini tidur lebih dari pukul 00.00 dini hari.

Candle-Light



Lake Toba Lobster

Paginya, kami segera siap-siap untuk pulang, ternyata lobster itu banyak yang mati kekurangan oksigen, yang selamat hanya 7 ekor saja, sedangkan yang kami dapatkan ada sekitar 25 ekor. Kami pun memilih lobster yang agak besar untuk direbus dan sisanya dikembalikan ke danau. Lobster yang hidup itu dibawa pulang ke Medan, Sedangkan Ibu menyiapkan nasi goreng untuk bekal siang nanti. Kami pun berangkat.

Sesudah melewati desa Ambarita, kami sudah mengelilingi hampir setengah dari P.Samosir, kami melihat-lihat sejenak pemandian air panas (hotspring) di kota Pangururan, kami pun melanjutkan dan sudah meninggalkan Pulau Samosir yang tercinta. Kami naik sampai puncak gunung, terdapat sebuah menara yang dinamakan “TELE TOWER” atau disebut juga “MENARA PANDANG TELE”. Kami berfoto-foto sejenak sambil menikmati pemandangan alam disana. Kami pun melanjutkan perjalanan hingga sampai di pinggiran kota Sidikalang. Kami masuk ke sebuah taman yang terkenal bernama “TAMAN WISATA IMAN DAIRI” dengan membayar Rp35.000,- per mobil. Kami dapat menikmati adat-istiadat dari 3 agama yaitu Agama Islam, Kristen, dan yang terakhir Agama Buddha. Pada saat melewati bagian Agama Kristen, kami melihat sebuah patung kapal Nabi-Nuh yang besar disertai orang-orangannya. Ternyata Taman ini merupakan jalan pintas pulang ke Medan tanpa melewati kota Sidikalang. Akhirnya kami pun sampai di Berastagi dan menginap semalam di villa milik om saya. Paginya, kami pulang ke Medan. 

Hotspring Pasir Putih Pangururan


Tele Tower









Sebelumnya, kami mengantar nenek pulang ke Binjai terlebih dahulu. Ternyata setelah sampai di Binjai, lobsternya tak ada satupun yang tewas, semuanya sehat walafiat. Empat ekor lobster diberikan kepada om saya, sisanya dibawa pulang untuk dipelihara.

Sekian Cerita Dari Saya yang :

Bernama       :  Gary Alvaro
Nomor Kelas :   22
Kelas             :   VIII-2, 

Terima Kasih.........

LIBURAN KE RUMAH NENEK (RANTAUPRAPAT) - By : BILLIUM




Pada liburan semester lalu, saya dan keluarga pergi ke rumah nenek di Rantau Prapat. Setelah menaiki kereta selama 6 jam, akhirnya kami sampai juga di Stasiun Kereta Api Rantau Prapat. Kami pun menuju rumah nenek dengan menggunakan becak. Saya pun langsung tidur ketika sampai di rumah nenek sebab hari sudah malam.

Rantau Prapat Map


Rantau Prapat Train Station


Besoknya kami mengunjungi sebuah rumah makan di ladang. Disana, kami memakan ikan goreng. Ikan gorengnya enak-enak. Kemudian, kami menuju ladang milik nenek. Kami melihat berbagai buah-buahan dan juga kelapa sawit yang ada disana. Saya kecapekan setelah berjalan-jalan karena ladang nenek sangat luas. Kami pun pergi makan malam, dan kami langsung pulang ke rumah nenek untuk beristirahat karena besok sudah mau pulang ke Medan.


Oil Palm Plantations


Keesokan harinya, saya dan keluarga bergegas mengemasi barang-barang karena sebentar lagi kami akan pulang. Selesai sarapan, nenek mengantar kami ke stasiun. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kami dapat menaiki kereta api dan pulang ke Medan.


Sekian Cerita Dari Saya yang :

Bernama       :   Billium
Nomor Kelas :   7 
Kelas              :   VIII-2, 

Terima Kasih.........